Foto Ilustrasi : Hoembala-Media |
Bak roller coaster emosional, harga Brent dan WTI sempat
terjun bebas hingga 83 sen, namun segera bangkit kembali. Tamas Varga, sang
peramal pasar dari PVM, meyakini bahwa penurunan ini hanyalah sebuah jeda
dramatis sebelum klimaks yang lebih besar.
Sementara itu, di sisi lain Atlantik, Jerman - si raksasa
ekonomi Eropa - terhuyung-huyung dengan pesanan industri yang melempem. Amerika
Serikat pun tak luput dari drama, dengan lonjakan pengangguran yang mengejutkan
para pengamat.
Foto : Reuters |
UBS, sang peramal dari Swiss, dengan berani meramalkan Brent
akan mencapai $90 per barel dalam waktu dekat. Mereka menunjuk pada aksi heroik
OPEC+ dalam memangkas produksi dan ramalan penurunan stok minyak sebagai
bintang utama dalam drama ini.
Demikianlah saga minyak mentah terus bergulir, menggabungkan unsur ketegangan, harapan, dan kejutan dalam satu kisah yang tak pernah membosankan di panggung ekonomi global.