Foto Ilustrasi : Hoembala-Media |
Marine Le Pen, sang putri dari sayap kanan jauh, bersama
National Rally-nya, kini berdiri di ambang sejarah. Akankah mereka berhasil
merebut tampuk kekuasaan dan mengubah wajah politik Prancis?
Namun, di balik gemerlap kampanye, tersembunyi kisah-kisah
kelam. Tiga kandidat mengaku menjadi korban serangan, menciptakan atmosfer
mencekam yang belum pernah terjadi sebelumnya. Prisca Thevenot, juru bicara
pemerintah, harus menelan pil pahit ketika timnya diserang oleh gerombolan
pemuda misterius. Sementara itu, Marie Dauchy dari kubu Le Pen, mengaku
dianiaya oleh seorang pedagang pasar.
Foto : Reuters |
Di tengah kekacauan ini, sebuah jalan harapan muncul. Upaya
partai-partai arus utama untuk membendung gelombang ekstrem kanan mulai
menunjukkan tanda-tanda keberhasilan. Sebuah jajak pendapat mengindikasikan
bahwa National Rally mungkin gagal meraih mayoritas mutlak.
Namun, ketidakpastian masih menyelimuti. Akankah pemilih
mengikuti strategi "front republik" ini? Atau justru memberikan
kejutan yang akan mengubah wajah politik Prancis selamanya?
Demikianlah, Prancis kini berdiri di persimpangan sejarah. Minggu malam akan menjadi saksi bisu, apakah negeri ini akan tetap di jalur lama, atau berbelok ke arah yang belum pernah terjamah sebelumnya.