Foto Ilustrasi : Hoembala-Media |
Inilah drama yang kini sedang berlangsung di Amerika
Serikat, dengan Boeing sebagai pemeran utamanya. Pertarungan hukum yang
menegangkan ini semakin memanas seiring dekatnya tenggat waktu 7 Juli, di mana
Departemen Kehakiman AS harus memutuskan nasib Boeing.
Kisah ini bermula dari dua kecelakaan fatal pesawat 737 MAX
pada 2018 dan 2019 yang merenggut 346 nyawa. Pada 2021, Boeing berhasil
menghindari tuntutan pidana melalui sebuah kesepakatan dengan pemerintah AS.
Namun, seperti twist dalam sebuah film thriller, insiden terlepasnya panel
pesawat di udara pada Januari lalu membuka kembali kotak pandora permasalahan
Boeing.
Foto : Reuters |
Sementara itu, di sisi lain panggung, para jaksa federal
bersiap untuk pertemuan emosional dengan keluarga korban. Mereka mencari
masukan, mencoba menyeimbangkan tuntutan keadilan dengan kompleksitas hukum dan
dampak ekonomi yang mungkin timbul.
$2,5 miliar yang dibayarkan Boeing sebagai bagian dari
kesepakatan 2021 kini terasa seperti koin receh dibandingkan dengan ancaman
yang mereka hadapi. Reputasi perusahaan, nasib ribuan karyawan, dan masa depan
industri penerbangan AS seolah tergantung pada keputusan ini.
Pertanyaannya kini, akankah Boeing lolos dari jerat hukum
sekali lagi? Atau akankah keadilan akhirnya berpihak pada para korban yang
telah lama menunggu? Dan bagaimana dampak keputusan ini terhadap masa depan
keselamatan penerbangan global?
Satu hal yang pasti, drama ini jauh dari kata selesai. Seluruh dunia penerbangan, dari para eksekutif di ruang rapat hingga penumpang di terminal bandara, kini menanti dengan napas tertahan. Setiap detik menuju 7 Juli terasa begitu berat, sarat dengan harapan, ketakutan, dan kemungkinan akan perubahan besar dalam industri yang telah lama dianggap sebagai kebanggaan teknologi manusia.