Tarian Minyak Global: Antara Melambatnya Naga dan Harapan Pemotongan Suku Bunga

Hoembala-Media
Foto Ilustrasi : Hoembala-Media
Pada hari Selasa 16 Juli 2024, harga minyak mengalami penurunan akibat kekhawatiran atas melambatnya ekonomi Tiongkok yang menekan permintaan. Ini terjadi meskipun ada konsensus yang berkembang bahwa Bank Sentral AS (The Fed) mungkin akan mulai memotong suku bunga utamanya pada September mendatang.

Minyak mentah Brent turun 70 sen (0,82%) menjadi $84,15 per barel, sementara minyak West Texas Intermediate (WTI) AS jatuh 76 sen (0,93%) ke level $81,15 per barel.

Data ekonomi Tiongkok yang lemah menimbulkan keraguan tentang optimisme pasar terhadap prospek permintaan minyak negara tersebut. Ekonomi terbesar kedua di dunia ini hanya tumbuh 4,7% pada kuartal April-Juni, meleset dari perkiraan 5,1% dan lebih lambat dibanding kuartal sebelumnya yang mencapai 5,3%. Perlambatan ini disebabkan oleh penurunan sektor properti yang berkepanjangan dan ketidakpastian lapangan kerja.

Reuters
Foto : Reuters
Sementara itu di AS, Ketua Fed Jerome Powell menyatakan bahwa tiga pembacaan inflasi selama kuartal kedua tahun ini menambah keyakinan bahwa laju kenaikan harga sedang kembali ke target bank sentral secara berkelanjutan. Pernyataan ini ditafsirkan pasar sebagai indikasi bahwa pemotongan suku bunga mungkin tidak lama lagi.

Namun, beberapa analis memperingatkan agar tidak terlalu optimis, mengingat ekspektasi data makroekonomi AS yang lemah dapat berdampak negatif pada permintaan minyak dalam waktu dekat. Faktor makro saat ini dianggap kurang mendukung kenaikan harga minyak, dengan perkiraan harga WTI akan tetap di bawah $85 per barel.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama