Dari Mobil Listrik ke Penyimpanan Energi: Kisah Dua Raksasa Baterai Tiongkok dalam Pertarungan Teknologi Hijau

Hoembala-Media
Foto Ilustrasi : Hoembala-Media
Di tengah revolusi energi hijau yang sedang bergulir, dua raksasa baterai asal Tiongkok, CATL dan BYD, kini tengah memperluas cakrawala bisnis mereka. Tidak puas hanya mendominasi pasar baterai kendaraan listrik, kedua perusahaan ini kini melirik pasar yang sedang berkembang pesat: penyimpanan energi stasioner. Inilah kisah bagaimana dua titan teknologi ini berusaha mengubah cara dunia menyimpan dan menggunakan energi.

CATL, sang juara bertahan, telah membuktikan dominasinya di pasar penyimpanan energi sejak 2021. Dengan menguasai lebih dari 40% pangsa pasar global, perusahaan ini telah menjadi pilihan utama bagi perusahaan listrik milik negara seperti Huaneng dan produsen sistem penyimpanan energi terkemuka seperti Sungrow Power Supply. Tahun 2023 menjadi tahun keemasan bagi divisi penyimpanan energi CATL, dengan pengiriman melonjak hingga 46,8% mencapai 69 gigawatt-jam (GWh). Angka ini bahkan melampaui pertumbuhan bisnis baterai kendaraan listrik mereka yang "hanya" mencapai 32,6%.

Reuters
Foto : Reuters
Sementara itu, BYD, sang penantang tangguh, tidak mau ketinggalan dalam perlombaan ini. Meskipun volumenya masih di bawah CATL, BYD mencatatkan pertumbuhan yang mengesankan. Pengiriman baterai penyimpanan energi mereka melonjak 57% pada tahun 2023, mencapai 22 GWh. Pertumbuhan ini jauh melampaui kinerja divisi baterai kendaraan listrik mereka yang tumbuh 15,6%.

Namun, pertarungan ini bukan hanya tentang dua raksasa. Pemain-pemain yang lebih kecil seperti EVE, REPT, dan HITHIUM juga menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa, dengan peningkatan penjualan lebih dari 100% tahun lalu. Masing-masing berhasil meraih pangsa pasar sebesar 11%, 8%, dan 7% dari total pasar global yang mencapai 185 GWh.

Yang menarik, CATL tidak hanya fokus pada pasar domestik. Mereka juga bersiap untuk memasok sel dan paket baterai ke pabrik penyimpanan Megapack Tesla yang berorientasi ekspor di Shanghai. Pabrik yang dijadwalkan mulai beroperasi pada awal 2025 ini direncanakan mampu memproduksi 10.000 Megapack per tahun dengan total kapasitas penyimpanan 40 GWh.

Pergeseran fokus ke penyimpanan energi ini bukan tanpa alasan. Bagi CATL, porsi penjualan baterai penyimpanan energi terhadap total penjualan baterai mereka telah meningkat dari 12,5% pada 2021 menjadi 17,6%. Ini menunjukkan bahwa pasar penyimpanan energi bukan sekadar pelengkap, tetapi telah menjadi pilar penting dalam strategi bisnis mereka.

Fenomena ini mencerminkan tren yang lebih besar dalam industri energi global. Seiring dengan semakin banyaknya negara yang beralih ke sumber energi terbarukan, kebutuhan akan solusi penyimpanan energi yang efisien dan andal semakin meningkat. Baterai penyimpanan energi menjadi kunci dalam mengatasi sifat intermiten dari sumber energi seperti matahari dan angin.

Pertarungan CATL dan BYD di arena penyimpanan energi ini bukan hanya tentang dominasi pasar. Ini adalah pertarungan untuk membentuk masa depan infrastruktur energi dunia. Dengan inovasi yang terus-menerus dan skala produksi yang semakin besar, kedua perusahaan ini tidak hanya mendorong penurunan biaya teknologi penyimpanan energi, tetapi juga mempercepat transisi global menuju energi bersih.

Reuters
Foto : Reuters
Sementara dunia terus bergerak menuju era energi terbarukan, kisah CATL dan BYD menjadi cermin dari perubahan besar yang sedang terjadi. Dari kendaraan listrik hingga jaringan listrik pintar, dua raksasa baterai Tiongkok ini berada di garis depan revolusi energi hijau, membentuk cara kita menghasilkan, menyimpan, dan menggunakan energi di masa depan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama