Perjuangan Jerry Mbokani: Tantangan dan Harapan di Balik Pengiriman Uang Antar Negara

Relon
Foto : Relon

Kisah Jerry Lukendo Mbokani: Tantangan dan Harapan dalam Mengirim Uang ke Luar Negeri

Jerry Lukendo Mbokani harus melakukan sejumlah perhitungan ketika ia mengirim uang kepada ibunya yang sudah lanjut usia di Republik Demokratik Kongo.

Di Kampala, Uganda, tempat Mr. Mbokani tinggal selama 16 tahun, ia pertama-tama harus membeli dolar Amerika Serikat. Namun, biaya konversi yang hampir mencapai $3 untuk mengonversi sekitar $100 (£80) nilai dalam shilling Uganda membuatnya terbebani.

Ia juga menambahkan biaya penarikan sebesar $7 agar ibunya tidak dikenai biaya saat menerima uang.

Mr. Mbokani mengirimkan remitansi ini melalui uang digital berbasis ponsel, daripada melalui lokasi fisik seperti bank atau kantor pos. Namun, biaya sebesar 10% dari jumlah tersebut masih terasa tinggi.

Sebagai kepala eksekutif Jaringan Organisasi yang Dipimpin Pengungsi (Relon), Mr. Mbokani menyadari bahwa banyak orang yang mengalami hal serupa dengannya.

Salah satu target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB adalah mengurangi biaya pengiriman uang antar negara menjadi kurang dari 3% pada tahun 2030. Namun, dunia masih jauh dari target tersebut dengan rata-rata global saat ini mencapai 6,2%.

Salah satu alasan dari biaya yang tinggi adalah regulasi yang tidak konsisten, terutama di Afrika sub-Sahara. Hal ini membuat perusahaan pembayaran kesulitan untuk beroperasi di beberapa negara.

Dalam upaya mengatasi masalah ini, terobosan terjadi dalam pengembangan remitansi digital, yang lebih terjangkau dan membutuhkan dokumentasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan perbankan tradisional. Namun, masih ada banyak tantangan, termasuk akses terhadap teknologi bagi masyarakat miskin dan regulasi yang belum merata.

Meskipun demikian, ada harapan untuk meningkatkan akses dan mengurangi biaya pengiriman uang antar negara, sehingga tidak ada lagi orang yang ditinggalkan dalam proses ini.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama