Revolusi AI dalam Pendidikan: Dari Kepala Sekolah Hingga Tutor Virtual

Getty Images
Foto : Getty Images
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan dahulu hanya dianggap sebagai alat yang digunakan oleh siswa untuk membantu menulis esai mereka, tetapi sekarang sekolah-sekolah di wilayah Tenggara Inggris mulai memanfaatkan teknologi tersebut juga.

Sebuah sekolah persiapan di West Sussex kini memiliki kepala sekolah AI yang bertindak sebagai co-pilot bersama pemimpin sekolah manusia, Tom Rogerson. Cottesmore School juga memperbolehkan siswa untuk merancang tutor ideal mereka menggunakan teknologi ini.

Pemerintah telah menyatakan bahwa AI memiliki kekuatan untuk mengubah pendidikan.

Cottesmore School
Foto : Cottesmore School

Bagaimana AI Digunakan

Beberapa sekolah di Tenggara Inggris telah menggunakan teknologi ini untuk membantu dalam memformat lembar kerja, tetapi kepala sekolah AI diperkenalkan untuk memberikan saran tentang isu-isu seperti bagaimana cara mendukung guru dan staf, serta cara membantu anak-anak dengan kebutuhan tambahan.

Mr. Rogerson, kepala sekolah di Cottesmore School, mengatakan: "AI ada di sana untuk memberikan saran dan mengklarifikasi pemikiran serta menjadi tempat bertanya."

Selain itu, tutor AI diadopsi sehingga siswa bisa bertanya ketika waktu satu lawan satu dengan guru mereka tidak tersedia. Sekolah di Pease Pottage, yang mendidik anak-anak berusia delapan hingga 13 tahun, juga mengatur proyek sekolah masa depan saya, di mana anak-anak merancang sekolah imajiner mereka dengan bantuan AI.

AI juga telah dimasukkan ke dalam pelajaran di Turner Schools di Folkestone, Kent, untuk mengajarkan siswa tentang bagaimana menggunakan teknologi tersebut dengan bertanggung jawab.

University of Surrey
Foto : University of Surrey

Dampak di Masa Depan

Dr. Chris Trace, kepala pembelajaran digital di University of Surrey, menjelaskan bahwa AI ada untuk tinggal, dan hanya semakin baik dan cepat.

Dia mengatakan: "Di dunia kerja masa depan, saya melihat bahwa AI akan menjadi alat integral. Anda mungkin tidak akan kehilangan pekerjaan Anda oleh AI, tetapi kemungkinan besar akan digantikan oleh seseorang yang dapat menggunakan AI."

Dr. Trace menyatakan bahwa di masa depan, kemajuan seorang siswa dapat dilacak dengan bantuan AI untuk mengetahui apa yang mereka pahami, dan apa yang mereka butuhkan bantuan.

"Saya pikir masa depan benar-benar cerah untuk pendidikan dan teknologi serta penggunaannya, terutama di Tenggara Inggris," tambahnya.

Kepala sekolah Mr. Rogerson mengatakan bahwa dia berpikir AI akan mengubah pendidikan secara total.

AI juga bisa membantu mengajarkan orang secara sangat individual dan khusus sambil membuat pendidikan lebih efisien, jelasnya.

Kekhawatiran

Mr. Rogerson mengatakan bahwa sangat penting bahwa guru manusia selalu ada dalam gambaran.

Siswa juga perlu diajarkan tentang batasan AI, katanya.

" Sangat penting bahwa kita tidak terlalu menghumanisasikan teknologi ini dan kita menyadari apa itu dan kita memperlakukannya sebagai sesuatu yang demikian," kata kepala sekolah itu.

Dia mengatakan sektor pendidikan perlu sangat, sangat berhati-hati tentang bagaimana teknologi itu digunakan.

"Kita benar-benar perlu dengan penuh pemikiran memeluk teknologi ini untuk menguji batasnya, untuk tidak hanya mengasumsikan semuanya baik-baik saja, sama-sama tidak menganggap semuanya buruk," tambah Dr. Trace.

Salah satu kekhawatiran utama secara nasional adalah siswa melakukan plagiarisme dengan AI.

Dr. Trace menjelaskan bahwa banyak karya asli seputar AI dan pendidikan berfokus pada mengatasi kecurangan.

Cerys Walker, pemimpin penyediaan digital untuk Turner Schools di Folkestone, mengatakan bahwa guru bisa menggunakan detektor, tetapi AI bisa menghasilkan hasil yang terlihat begitu alami, sulit untuk dikenali.

Dia juga menjelaskan bahwa tidak semua siswa memiliki tingkat akses yang sama terhadap teknologi di rumah, yang bisa meningkatkan kerugian.

Ms. Walker menambahkan bahwa dia pikir sekolah memiliki kewajiban untuk mendidik siswa tentang penggunaan etis AI, serta kerugiannya.

Departemen Pendidikan mengatakan agar potensi AI dapat direalisasikan, baik peluang maupun risikonya harus dipahami.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama