![]() |
| Foto : RRI |
Program naturalisasi dalam sepak
bola Indonesia telah menjadi sorotan hangat dalam beberapa waktu terakhir,
memicu spekulasi liar di kalangan para penggemar sepak bola Tanah Air.
Keberadaan program ini menjadi
semakin kompleks ketika PSSI berusaha merekrut Justin Hubner untuk memperkuat
Timnas Indonesia. Namun, perjuangan PSSI dalam merekrutnya ternyata tak semulus
yang dibayangkan. Sejumlah spekulasi muncul, dengan tuduhan bahwa agen yang
menangani Hubner meminta sejumlah biaya agar sang pemain bersedia membela
Garuda. Meskipun pada saat itu Hubner hanya tinggal menjalani sumpah sebagai
Warga Negara Indonesia (WNI), namun ia malah terlihat dalam sesi latihan Timnas
U-20 Belanda.
Isu mengenai pemain yang meminta
dana untuk membela Garuda kembali mencuat, dan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir,
angkat bicara. Erick menegaskan bahwa saat ini tidak ada pemain naturalisasi
Timnas Indonesia yang terlibat dalam transaksi finansial yang mencurigakan. Ia
menjelaskan bahwa pemain-pemain seperti Sandy Walsh dan lainnya memiliki jiwa
kebangsaan Indonesia karena memiliki garis keturunan yang kuat.
Erick menegaskan bahwa ia menolak
adanya pemain yang terlibat dalam transaksi finansial terkait dengan
keikutsertaannya dalam Timnas Indonesia. Baginya, kebangsaan dan dedikasi
terhadap tim nasional tidak boleh ditentukan oleh uang semata. Menurutnya, kebangsaan
adalah hal yang penting dalam sepak bola, dan bukanlah semata-mata soal
finansial.
Meskipun demikian, Erick mengakui
bahwa PSSI memberikan bonus kepada para pemain sebagai bentuk apresiasi atas
performa mereka yang telah mengangkat derajat Timnas Indonesia. Namun, bonus
tersebut diberikan semata-mata sebagai bentuk penghargaan atas usaha dan
dedikasi para pemain di lapangan.
Dengan begitu, dinamika program naturalisasi dalam sepak bola Indonesia menghadirkan tantangan antara idealisme untuk memperkuat tim nasional dengan realitas yang kompleks di lapangan.
