Foto : BBC |
Pengadilan Konstitusi Ceko menolak petisi seorang pria India
yang menentang ekstradisinya ke Amerika Serikat atas dugaan plot untuk membunuh
seorang warga Amerika di New York. Nikhil Gupta didakwa oleh pemerintah AS
karena mencoba menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh pemimpin separatis Sikh
yang berbasis di AS, Gurpatwant Singh Pannun.
Saat ini, Gupta mendekam di penjara di Praha. Keputusan
akhir tentang ekstradisinya akan diambil oleh menteri kehakiman negara
tersebut. Tuduhan terhadap Gupta membawa ancaman hukuman penjara hingga 20
tahun.
Pada November 2023, jaksa AS mendakwa Gupta dengan plot
untuk membunuh setidaknya empat separatis Sikh di Amerika Utara, termasuk
Pannun. Mereka mengatakan bahwa Gupta telah membayar $100,000 (sekitar £79,000)
dalam bentuk tunai kepada seorang pembunuh bayaran untuk menghabisi Pannun,
yang merupakan warga negara ganda AS-Kanada, di New York. Namun, pembunuh
bayaran itu ternyata adalah agen federal yang menyamar, kata para jaksa.
Gupta diduga diarahkan oleh seorang pejabat pemerintah India
yang tidak disebutkan namanya atau didakwa dalam dakwaan tersebut. India telah
menuduh Pannun sebagai teroris, sebuah tuduhan yang ia bantah, dengan mengklaim
dirinya sebagai aktivis yang memperjuangkan gerakan Khalistan, atau tanah air
terpisah bagi Sikh.
Gedung Putih mengatakan bahwa mereka telah mengangkat dugaan
plot pembunuhan ini dengan India di tingkat tertinggi. Pejabat India menjauhkan
diri dari plot tersebut, dengan mengatakan bahwa tindakan semacam itu
bertentangan dengan kebijakan pemerintah. India juga menyatakan bahwa mereka
telah membentuk komite untuk menyelidiki tuduhan terhadap Gupta.
Pada Januari, Mahkamah Agung India menolak permohonan dari
Gupta yang meminta bantuan untuk pembebasannya dan memastikan ia mendapatkan
pengadilan yang adil. Petisi di India mengklaim bahwa Gupta ditangkap oleh agen
federal AS yang mengaku sendiri dan belum mendapatkan pengadilan yang adil.
Pengadilan tertinggi India menyatakan tidak akan campur tangan dalam kasus
tersebut, menambahkan bahwa terserah pemerintah untuk mengambil tindakan.
Gupta kini berada dalam situasi yang rumit dan menunggu keputusan akhir dari menteri kehakiman Ceko. Kasus ini menarik perhatian internasional dan menjadi sorotan bagi hubungan diplomatik antara India dan Amerika Serikat, serta kebijakan pemerintah dalam menangani isu-isu terorisme dan separatisme. Keberlanjutan proses hukum ini akan menjadi penentu masa depan Gupta dan juga menunjukkan sejauh mana hubungan bilateral kedua negara dapat diuji dalam kasus-kasus sensitif seperti ini.