Foto : Jewel Samad |
Pada Rabu, stasiun pemantauan di seluruh New Delhi mencatat
suhu maksimum berkisar antara 45,2 hingga 49,1 derajat Celsius. Namun, sebuah
observatorium di Mungeshpur melaporkan suhu tertinggi mencapai 52,9 derajat
Celsius. Di sisi lain, IMD menyampaikan bahwa laporan tersebut mungkin tidak
akurat. "Bisa jadi karena kesalahan pada sensor atau faktor lokal,"
kata IMD dalam siaran persnya pada Kamis (30/5/2024). IMD menambahkan bahwa
pihaknya sedang memeriksa data dan sensor di lokasi tersebut, sebagaimana
dilansir oleh Earth.org. Suhu minimum pada malam hari di New Delhi hanya turun
hingga sekitar 30 derajat Celsius, sehingga warga masih merasakan hawa yang
panas bahkan di malam hari.
Beberapa wilayah di Negara Bagian Uttar Pradesh yang
berbatasan dengan Delhi juga mengalami suhu terik yang menyengat. Contohnya,
Varanasi mencapai 46,7 derajat Celsius, Churk 47 derajat Celsius, Babatpur 47,4
derajat Celsius, dan Sultanpur 46 derajat Celsius.
India merupakan salah satu negara yang paling terdampak oleh
perubahan iklim, menduduki peringkat kesembilan dari 50 negara yang paling
berisiko. Menurut laporan National Centre for Science and Environment pada
2023, India mengalami Agustus dan September terpanas dalam 122 tahun terakhir.
Awal bulan ini, pihak berwenang mengonfirmasi bahwa April 2024 adalah bulan
terpanas yang pernah tercatat di India Timur Laut. Kepala IMD, Mrutyunjay
Mohapatra, mengatakan bahwa suhu panas di wilayah tersebut sebagian disebabkan
oleh fenomena El Nino serta sirkulasi anti-siklon di Teluk Benggala tengah,
yang terkait dengan kondisi panas dan kering di India bagian timur.
Dengan kondisi cuaca yang semakin ekstrem, India kini berada di garis depan dalam menghadapi dampak perubahan iklim. Warga di seluruh negeri terus beradaptasi dengan realitas baru ini, meskipun tantangan yang dihadapi semakin berat.