Foto : Reuters |
Beleris, yang mencalonkan diri dalam pemilihan dengan partai
Yunani, dijadwalkan hadir di pengadilan pada hari Jumat untuk mengajukan
banding atas dakwaan membeli suara dalam pemilihan walikota setahun sebelumnya,
yang menurutnya pada hari Rabu adalah tuduhan palsu yang dimotivasi oleh
kepentingan politik.
"Satu-satunya keputusan yang adil adalah membebaskan
saya," kata Beleris kepada Reuters dalam wawancara telepon dari
penjara. "Tidak ada bukti yang memberatkan saya. Tidak mungkin
keputusan akan berbeda di negara lain mana pun."
Kasus Beleris telah memperburuk hubungan antara Albania dan
Yunani, tetangga Balkan yang hubungannya sering memburuk karena perbedaan
budaya dan sejarah, serta banyaknya imigran Albania di Yunani dan minoritas
Yunani di Albania.
Dia ditangkap pada Mei 2023 selama kampanye pemilihan
walikota di kampung halamannya, Himare, di Riviera Albania yang indah, yang
memiliki komunitas etnis Yunani yang aktif. Dia kemudian menang, tetapi tidak
pernah dilantik karena ditahan pra-sidang. Dia dipenjara pada Maret tahun ini
karena penipuan pemilihan.
Beleris, yang memenangkan kursi di parlemen UE mewakili
Partai Demokrasi Baru pimpinan Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis,
mengatakan kemenangannya adalah pesan untuk Albania yang sebelumnya komunis,
yang sedang berusaha bergabung dengan UE.
"Albania tidak bisa berperilaku seperti negara
non-Eropa," katanya.
Setelah Beleris dipenjara tahun lalu, Yunani menuntut
pembebasan segera, memperingatkan bahwa hal itu dapat mempengaruhi upaya
Albania untuk bergabung dengan UE. Posisi Yunani yang sudah lama adalah bahwa
Albania harus menghormati hak-hak walikota terpilih dan bahwa upaya bergabung
dengan UE bergantung pada penghormatan terhadap supremasi hukum.
Perdana Menteri Albania, Edi Rama, mengatakan bahwa kasus
Beleris adalah masalah yudisial, bukan politik.
Beleris mengatakan bahwa aksesi Albania ke UE adalah demi
kepentingan terbaik kedua negara.
"Saya maupun, saya percaya, pemerintah Yunani tidak
berniat merugikan aksesi negara mana pun," katanya. "(Tetapi)
Albania yang menjadi anggota UE tetapi tidak menghormati supremasi hukum dan
kehendak rakyat tidak layak berada di sana."
Beleris, yang memiliki kewarganegaraan ganda, dipandang oleh
beberapa orang di Albania sebagai tokoh yang memecah belah. Dia mengatakan
bahwa fakta bahwa dia memenangkan suara dari baik etnis Yunani maupun Albania
di Himare, wilayah yang bercampur etnis, membuktikan bahwa dia adalah kandidat
yang mempersatukan.
"Tidak ada yang menginginkan Albania menjadi negara Eropa yang normal lebih dari saya," katanya. "Mereka yang menuduh saya memecah belah seharusnya melihat kepada rakyat Himare dan rakyat Yunani untuk mendapatkan jawabannya."