AI dan Pemilu AS: Risiko Baru yang Mengancam Bisnis di Tahun 2024

Hoembala-Media
Foto : Hoembala-Media
Kecerdasan buatan dan pemilihan presiden AS muncul sebagai risiko signifikan bagi bisnis tahun ini dengan 80% pemilik khawatir asuransi mereka tidak akan menanggung kerugian tertentu, menurut survei oleh broker asuransi Gallagher yang dirilis pada hari Rabu.

Mengapa Ini Penting

Perusahaan berlomba untuk mengintegrasikan AI ke dalam produk mereka. AI generatif, yang bertujuan menciptakan interaksi mirip manusia dengan memproses data dalam jumlah besar, diharapkan akan diintegrasikan ke dalam tempat kerja di berbagai industri, mulai dari teknologi hingga layanan keuangan.

Sementara itu, AS juga menuju pemilihan presiden yang mempertemukan mantan presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dengan Presiden Joe Biden. Beberapa kebijakan publik dan undang-undang potensial yang mempengaruhi perusahaan bergantung pada hasilnya. Bisnis juga bisa menjadi sasaran gangguan siber selama pemilihan.

Konteks

Dari 1.000 responden dalam survei, 81% mengatakan mereka berencana untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan investasi mereka dalam AI pada tahun 2024. Meskipun teknologi ini memberikan banyak manfaat, pemilik bisnis khawatir tentang risiko dari paparan informasi sensitif, regulasi, dan redundansi di tempat kerja.

Permintaan asuransi tetap kuat meskipun ekonomi melambat karena pelanggan terus meningkatkan perlindungan mereka terhadap peristiwa cuaca ekstrem dan serangan siber. Temuan Gallagher menunjukkan bahwa 91% responden khawatir tentang bencana alam dan malapetaka yang mempengaruhi bisnis mereka, sementara 69% lainnya khawatir tentang potensi serangan siber.

Kutipan Penting

"Bisnis perlu memahami risiko regulasi dan potensi tanggung jawab terkait pelanggaran hak cipta, bias data, dan kekayaan intelektual," kata Ketua dan CEO J. Patrick Gallagher. "Organisasi yang mengintegrasikan AI generatif ke dalam operasi mereka harus melakukan penilaian risiko dengan mempertimbangkan kepatuhan, privasi, dan keamanan siber," tambahnya.

Reuters Graphics
Foto : Reuters Graphics


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama