Voice of Baceprot: Melodi Pemberontakan yang Mendobrak Stereotip

 

Foto : Daily Bruin

Setelah satu dekade bersama, band metal beranggotakan perempuan berhijab asal Indonesia, Voice of Baceprot (VoB), tahun lalu merilis album pertama mereka, Retas, lalu keluar dari label rekaman untuk menjadi independen. Keputusan berani ini sejalan dengan reputasi mereka yang kerap menantang stereotip di negara mayoritas Muslim.

Anggota band Firda Marsya Kurnia (23), Widi Rahmawati (22), dan Euis Siti Aisyah (23) adalah beberapa artis dan atlet pelopor yang masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia: Entertainment & Sports tahun ini.

Trio ini pertama kali diperkenalkan pada musik metal saat remaja oleh seorang guru yang mengajari mereka bermain alat musik dan membantu mendirikan band. Sejak itu, mereka beralih dari mengcover lagu-lagu Metallica untuk acara sekolah menjadi menciptakan musik sendiri dan melakukan tur internasional. Pada bulan Juni, mereka akan tampil di Glastonbury, menjadi musisi Indonesia pertama yang tampil di festival Inggris tersebut dalam sejarah 54 tahunnya.

Dengan lirik yang mengangkat isu-isu seperti ketidaksetaraan gender dan perubahan iklim, majalah Metal Hammer yang berbasis di Inggris menyebut Voice of Baceprot sebagai "band metal yang dibutuhkan dunia saat ini." Salah satu single mereka, God, Allow Me (Please) to Make Music telah ditonton lebih dari 5 juta kali di YouTube.

Ketiga anggota band ini berasal dari latar belakang sederhana di pedesaan Jawa Barat (baceprot berarti "berisik" dalam bahasa Sunda). Mereka mengatakan bahwa pada awalnya orang tua mereka tidak mendukung dan penampilan mereka kadang-kadang diganggu oleh para pembenci. Mereka juga mengalami ancaman di negara di mana tidak biasa bagi perempuan untuk bermain metal, tetapi mereka tidak berencana untuk berhenti. "Kami ingin terus menjadi contoh, terutama bagi gadis-gadis muda, bahwa kita memiliki masa depan yang lebih cerah," kata Kurnia.

Di sisi lain, ada juga girl band lain yang mendobrak stereotip dan mengikuti jalur unik mereka sendiri, yaitu Atarashii Gakko! dari Jepang. Grup beranggotakan empat orang ini memikat penonton di seluruh dunia dengan kostum pelaut yang imut, tarian sassy, dan pesan berani tentang nonkonformitas. Sejak dibentuk pada tahun 2015, grup ini bergabung dengan label 88rising, mengikuti festival musik internasional termasuk Coachella pada tahun 2024 dan mulai tampil di acara-acara di AS termasuk Jimmy Kimmel Live! Penampilan mereka yang eksentrik bukan sekadar keanehan: filosofi grup ini adalah menantang norma-norma yang ditetapkan untuk pemuda Jepang dan mendorong individualitas serta kebebasan.

Kekuatan Musik yang Menembus Batas Budaya

Voice of Baceprot dan Atarashii Gakko! adalah contoh nyata bagaimana musik dapat menjadi alat untuk mendobrak batasan budaya dan sosial. Mereka tidak hanya menginspirasi generasi muda untuk mengikuti impian mereka tanpa takut menghadapi rintangan, tetapi juga menunjukkan bahwa keberanian dan orisinalitas adalah kunci untuk meraih sukses di panggung dunia.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama