![]() |
| Foto : Hoembala-Media |
Ketua Umum Yayasan Kanker
Indonesia (YKI), Profesor Dr. dr. Aru W Sudoyo, SpPD-KHOM, mengeluarkan sorotan
terhadap tren yang mengkhawatirkan: semakin muda usia penderita kanker di
Indonesia. Menurut Prof. Ari, pergeseran gaya hidup di tengah masyarakat menjadi
pemicu utama fenomena ini.
Menurutnya, faktor risiko
terbesar penyebab kanker dapat ditemukan dalam pola hidup yang kita terapkan
sehari-hari. Oleh karena itu, menjaga pola hidup yang lebih sehat sangat
penting untuk mencegah berbagai jenis penyakit kanker.
"Sebagian besar faktor
pemicunya berasal dari lingkungan sekitar, seperti kurangnya aktivitas fisik,
gaya hidup yang kurang aktif, kebiasaan makan yang berlebihan, dan tentu saja,
rokok. Rokok sendiri menyumbang sekitar 30-35 persen dari faktor risiko kanker,"
ungkapnya.
Prof. Aru menjelaskan bahwa
nikotin yang terkandung dalam rokok, baik rokok konvensional maupun elektrik,
dapat memengaruhi DNA dalam sel tubuh seseorang. Hal ini dapat merangsang
pertumbuhan sel-sel yang tidak normal, yang pada akhirnya dapat berkembang
menjadi kanker.
![]() |
| Foto : Profesor Dr. dr. Aru W Sudoyo, SpPD-KHOM (Kompas) |
Dia juga mengamati bahwa kasus
kanker juga meningkat di negara-negara tetangga. Namun, karena populasi
Indonesia yang besar, jumlah kasus kanker di negara ini jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang memiliki populasi lebih kecil.
"Kenaikan ini disebabkan
oleh lingkungan kita yang semakin tidak bersih dan gaya hidup yang tidak sehat.
Sebagai contoh, kita sering tidak aktif secara fisik dan lebih memilih memesan
makanan secara online. Kebiasaan makan berlebihan juga dapat memicu kanker,"
tambah Prof. Aru.
Dengan demikian, penting bagi masyarakat untuk lebih memperhatikan gaya hidup mereka dan membuat perubahan yang diperlukan untuk mencegah risiko kanker. Menjaga pola makan yang seimbang, aktif secara fisik, dan menghindari kebiasaan merokok adalah langkah-langkah penting dalam melindungi kesehatan diri dari ancaman kanker.

