Foto : Hoembala-Media |
Alasan yang sering dikutip untuk mewajibkan kerja di kantor
adalah untuk memperkuat hubungan di antara tim. Namun, data menunjukkan bahwa
jumlah hari yang dihabiskan di kantor tidak secara langsung berkorelasi dengan
rasa keterhubungan tersebut. Bahkan, hanya terdapat perbedaan 1% dalam jumlah
karyawan yang merasa terhubung dengan organisasi mereka antara yang bekerja
empat atau lima hari dalam seminggu dibandingkan dengan mereka yang bekerja dua
atau tiga hari di kantor, menurut survei global yang dilakukan oleh Leesman.
Menurut Allison English, wakil CEO Leesman, Tidak tampak ada
keuntungan besar dari jumlah hari yang dihabiskan di kantor. Ini tentang
kualitas, bukan kuantitas, dari waktu yang penting. Data menunjukkan bahwa
campuran antara otonomi dan dua hingga tiga hari bekerja secara langsung di
kantor dapat meningkatkan keterlibatan karyawan dan hubungan di tempat kerja.
Namun, semakin banyak atasan yang mewajibkan lebih banyak
hari kerja di kantor, semakin banyak pula karyawan yang menghabiskan waktu
mereka di depan layar komputer di tempat kerja yang kurang sesuai untuk era
hybrid ini. "Banyak karyawan memiliki peran yang sebagian besar dapat
dilakukan secara remote. Lebih banyak hari di kantor berarti waktu fokus harus
dilakukan di kantor yang sibuk tanpa fasilitas pertemuan yang memadai,"
ujar English.
Foto : Reuters |
Dengan demikian, penting bagi organisasi untuk mempertimbangkan dengan baik dan melakukan koordinasi yang baik dalam merencanakan hari-hari kerja di kantor agar dapat memperkuat koneksi dan keterlibatan karyawan, tanpa memicu rasa frustrasi atau ketidakpuasan yang berkepanjangan.