Foto : Reuters |
Serikat pekerja ini menyatakan bahwa mereka memiliki sekitar
28.000 anggota, yang mencakup lebih dari seperlima dari total tenaga kerja
perusahaan tersebut. Samsung Electronics merespons dengan menyatakan bahwa
mereka akan terus bernegosiasi dengan serikat pekerja. "Kami tidak bisa lagi menoleransi
penganiayaan terhadap serikat pekerja. Kami menyatakan mogok sebagai respons
atas pengabaian perusahaan terhadap para pekerja," kata seorang
perwakilan serikat pekerja dalam konferensi pers yang disiarkan langsung.
Manajemen Samsung Electronics telah berunding dengan serikat
pekerja sejak awal tahun ini mengenai upah, namun kedua belah pihak sejauh ini
belum mencapai kesepakatan. Serikat pekerja menuntut kenaikan gaji sebesar 6,5%
dan bonus yang diikatkan pada pendapatan perusahaan.
Samsung Electronics dikenal sebagai produsen terbesar di
dunia untuk chip memori, smartphone, dan televisi. Para analis memperingatkan
bahwa aksi mogok besar-besaran dapat mempengaruhi produksi chip komputer
perusahaan dan berdampak pada rantai pasokan global elektronik.
Samsung Electronics adalah unit unggulan dari konglomerat
Korea Selatan, Samsung Group. Perusahaan ini adalah yang terbesar di antara
bisnis keluarga yang mendominasi ekonomi terbesar keempat di Asia tersebut.
Samsung Group terkenal karena tidak mengizinkan serikat pekerja mewakili
pekerjanya hingga tahun 2020, ketika perusahaan ini berada di bawah sorotan
publik intens setelah ketuanya didakwa atas manipulasi pasar dan penyuapan.
Setelah pengumuman ini, saham Samsung Electronics
diperdagangkan sekitar 2% lebih rendah di Seoul. Dengan laporan tambahan dari
Jake Kwon di Seoul.
Langkah serikat pekerja ini menjadi tonggak sejarah bagi
hubungan industrial di Korea Selatan. Di negara yang dikenal dengan ekonomi
berbasis konglomerat kuat, aksi mogok oleh pekerja dari perusahaan sekelas
Samsung menjadi sinyal bahwa perubahan mungkin sedang terjadi dalam dinamika
tenaga kerja dan perusahaan. Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi Samsung,
tetapi juga dapat memberikan efek domino pada perusahaan besar lainnya di
negara tersebut.
Dalam konferensi persnya, perwakilan serikat pekerja juga
menyampaikan bahwa tuntutan mereka bukan hanya soal gaji dan bonus, tetapi juga
kondisi kerja yang lebih baik dan perlakuan yang adil bagi semua karyawan.
Mereka menyoroti bahwa selama ini banyak pekerja yang merasa diabaikan dan
tidak mendapatkan hak-hak mereka sebagaimana mestinya.
Sementara itu, Samsung Electronics, yang selalu menjadi
simbol kebanggaan teknologi Korea Selatan, menghadapi tantangan besar dalam
menjaga keseimbangan antara menjaga produktivitas dan memenuhi tuntutan
pekerja. Negosiasi yang sedang berlangsung akan menjadi penentu bagaimana
perusahaan ini mengelola hubungan dengan tenaga kerjanya di masa depan.
Pengamat industri melihat aksi mogok ini sebagai ujian
penting bagi Samsung Electronics. Dengan persaingan global yang semakin ketat,
kemampuan perusahaan untuk mengelola krisis internal akan sangat mempengaruhi
posisinya di pasar global. Hanya waktu yang akan menjawab apakah Samsung dapat
mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak dan mempertahankan
reputasinya sebagai pemimpin industri teknologi.
Aksi mogok yang akan dilakukan pada tanggal 7 Juni ini, meskipun hanya satu hari, akan menjadi penanda penting bagi kekuatan serikat pekerja di perusahaan-perusahaan besar Korea Selatan. Apakah ini akan menjadi awal dari era baru hubungan industrial yang lebih harmonis atau justru memicu konflik yang lebih besar, hanya waktu yang akan memberikan jawabannya. Yang pasti, dunia akan menanti perkembangan selanjutnya dari saga ini dengan penuh perhatian.