![]() |
| Foto : Hoembala-Media |
Singapura, dengan keanggunan dan
ketajaman bisnisnya, telah menjelma menjadi ikon perdagangan dan investasi di
Asia Tenggara. Seiring dengan pertumbuhan pesatnya dalam teknologi, keuangan,
dan sektor-sektor industri lainnya selama dua dekade terakhir, negara kota ini
telah menjadi tempat kelahiran sejumlah miliarder regional yang mengukir
prestasi luar biasa.
Para pemimpin bisnis ini telah
membangun beragam perusahaan di sektor-sektor yang berbeda, mulai dari
perangkat medis, cat, real estate, hingga pengembangan game dan periklanan.
Mereka bukan hanya menciptakan kekayaan pribadi, tetapi juga berperan penting
dalam memperkuat ekonomi Singapura secara keseluruhan.
Baru-baru ini, majalah bisnis terkemuka Amerika, Forbes, mengungkapkan daftar individu terkaya di dunia, termasuk dari Singapura. Inilah daftar 10 orang terkaya di Singapura pada bulan Mei 2024, yang terpampang megah di halaman Miliarder Real-Time Forbes, menjadi saksi kesuksesan mereka yang luar biasa dalam menjalankan bisnis mereka.
Li Xiting (US$15.9 miliar)
Pada garis depan kemakmuran
Singapura, Li Xiting menonjol sebagai titan kekayaan terbesar dengan total
kekayaan mencapai US$15,9 miliar. Mengorbit sebagai salah satu pendiri dan
pemimpin perusahaan perangkat medis Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics,
Li Xiting, yang berusia 73 tahun, masih mempertahankan gelar sebagai orang
terkaya di Singapura. Keterlibatannya dalam membangun Mindray bersama Xu Hang
pada tahun 1991 menandai langkah awalnya dalam dunia kewirausahaan. Menunjukkan
tekadnya untuk memperoleh kesuksesan, Li memegang gelar sarjana dari
Universitas Sains dan Teknologi Tiongkok, sebelum kemudian dianugerahi
kewarganegaraan Singapura pada tahun 2018. Dengan perjalanan hidup yang luar
biasa dan kesuksesan bisnisnya yang luar biasa, Li Xiting adalah simbol
inspiratif bagi banyak pengusaha di Singapura dan di seluruh dunia.
Goh Cheng Liang (US$11.8 miliar)
Goh Cheng Liang, otak di balik
sebagian besar kekayaannya, berutang atas kekayaannya pada saham yang menguasai
Nippon Paint Holdings Jepang. Konglomerasi ini merupakan produsen cat terbesar
keempat secara global dari segi pendapatan. Perjalanan Goh menuju kekayaan
dimulai di sebuah pabrik sederhana di Singapura, di mana ia memasuki dunia
produksi cat. Namun, adalah aliansi strategisnya dengan Nippon Paint pada tahun
1962 yang benar-benar mendorong kenaikannya ke puncak kemakmuran finansial.
Kisah kecerdikan berwirausaha ini memperlihatkan bagaimana awal yang sederhana
bisa membawa kesuksesan besar di panggung global.
Di tahun 2021, Hup Jin, sang
putra yang menjabat sebagai ketua Nippon Paint, mengakhiri sebuah kesepakatan
luar biasa senilai US$12 miliar, berupa gabungan saham dan uang tunai.
Kesepakatan ini memberikannya mayoritas saham di Nippon, mengukuhkan posisinya
dalam kepemimpinan industri cat global. Dengan langkah ini, Hup Jin membuktikan
bahwa kecakapan dan visi keluarga Cheng Liang meneruskan warisan sukses
bisnisnya ke generasi berikutnya.
Philip Ng (US$7.1 miliar)
Philip Ng dan saudaranya, Robert
Ng, memegang kendali atas Far East Organization, perusahaan pengembang dan
pemilik properti swasta terbesar di Singapura. Perusahaan ini diawali oleh ayah
mereka, Ng Teng Fong, seorang imigran Tiongkok yang tiba di Singapura pada
tahun 1934 dan dikenal sebagai "Raja Orchard Road."
Di bawah kepemimpinan Philip dan
Robert Ng, Far East Orchard telah mengubah bekas Stasiun Pemadam Kebakaran
Westminster yang berusia satu abad di London menjadi kompleks mewah dengan 17
apartemen eksklusif. Proyek ini berhasil dijual pada tahun 2022, menandai
kesuksesan mereka dalam mengubah warisan bersejarah menjadi investasi properti
yang menguntungkan.
Robert Ng (US$7 miliar)
Robert Ng dan saudaranya, Philip
Ng, memimpin kemajuan organisasi Far East. Robert mengelola cabang mereka di
Hong Kong, yaitu Sino Group, sementara putranya, Daryl, juga turut berperan
dalam pengelolaan bisnis keluarga tersebut. Kombinasi kepemimpinan dan
kolaborasi dalam memimpin bisnis internasional menambahkan dimensi baru pada
keberhasilan jangka panjang Far East.
Zhang Yong (US$6.5 miliar)
Zhang Yong, pemilik dan chairman
rantai restoran hotpot Sichuan Haidilao, telah membawa perusahaan ini go public
pada September 2018. Namun, pada Maret 2022, Zhang Yong mengundurkan diri dari
jabatan CEO untuk fokus pada strategi jangka panjang.
Haidilao memiliki hampir 1.500
restoran di beberapa negara, terutama di Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang,
Korea Selatan, dan Singapura. Perusahaan ini memisahkan bisnis luar negerinya,
Super Hi, dan mencatatkannya di Hong Kong pada tahun 2022. Dengan jejak global
yang luas dan fokus pada inovasi, Haidilao terus mengukuhkan posisinya sebagai
pemimpin di industri kuliner internasional.
Jason Chang (US$6.2 miliar)
Jason Chang, yang menjabat
sebagai kepala Advanced Semiconductor Engineering (ASE) berbasis Taiwan,
merupakan penyedia layanan manufaktur perakitan dan pengujian semikonduktor
terkemuka di dunia. Kekayaannya mencapai US$6,2 miliar. Bersama saudaranya, Richard,
Jason juga menjadi investor utama di Sino Horizon, pengembang real estat
komersial. Dengan bakatnya dalam teknologi semikonduktor dan visi investasinya
dalam pengembangan properti, Jason menjadi salah satu figur yang paling
menonjol dalam menggabungkan inovasi teknologi dengan pertumbuhan bisnis yang
berkelanjutan.
Forrest Li (US$4.2 miliar)
Forrest Li, seorang pengusaha
Singapura, merupakan tokoh di balik Sea, sebuah kerajaan permainan daring dan
e-commerce dengan fokus yang tajam pada pembayaran elektronik dan layanan
keuangan. Setelah perusahaannya tercatat di Bursa Efek New York pada Oktober
2017, Li dengan cepat naik ke puncak daftar orang terkaya Singapura.
Pada kuartal keempat tahun 2022,
Sea membuat gebrakan dengan melaporkan laba kuartalan perdana sebesar US$423
juta sejak penawaran umum perdana (IPO) yang monumental setengah dekade
sebelumnya. Tidak puas hanya mendominasi dunia permainan dan e-commerce, Sea
telah memasuki ranah perbankan digital, meluncurkan layanan-layanan inovatif di
Singapura, Indonesia, dan Filipina di bawah bendera Seabank.
Jason Jiang (US$3.9 miliar)
Jason Jiang, sosok di balik
keberhasilan sebagai pendiri dan CEO perusahaan periklanan luar ruangan
Tiongkok, Focus Media Information Technology, mencuri perhatian dalam ranah
bisnis. Didukung oleh Alibaba, perusahaan yang dipimpinnya menghadirkan keberagaman
layanan periklanan yang menarik di 300 kota di Tiongkok dan 70 kota di luar
negeri melalui layar-layar di lift dan jaringan media sinema. Dengan visi yang
inovatif dan kepemimpinan yang kuat, Jason Jiang mempersembahkan solusi
periklanan yang menghadirkan pengalaman yang luar biasa bagi pelanggannya.
Kwek Leng Beng (US$3.3 miliar)
Kwek Leng Beng, seorang tokoh
dalam Hong Leong Group Singapura, yang didirikan oleh ayahnya pada tahun 1941,
memegang jabatan sebagai chairman eksekutif. Selain itu, dia juga menjabat
sebagai chairman eksekutif di City Developments, perusahaan pengembang properti
terbesar kedua di negara tersebut.
City Developments memiliki
properti residensial yang tersebar di Inggris, Jepang, Australia, dan Amerika
Serikat. Salah satu proyeknya adalah pengembangan apartemen yang ditujukan
untuk mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Inggris.
Choo Chong Ngen (US$3 miliar)
Choo Chong Ngen, sang pemilik
kekayaan kesepuluh di Singapura, muncul sebagai figur utama dalam peta bisnis
negara tersebut. Sebagai seorang konglomerat, Choo Chong Ngen merintis jalannya
ke kelas elite dengan mengukir kesuksesan di sektor tekstil sebelum merambah
dunia perhotelan dengan peluncuran jaringan hotel ekonomis, Hotel 81, di
Geylang, pusat distrik merah Singapura.
Namun, ambisinya tidak berhenti
di situ. Dia terus memperluas jejak bisnisnya dengan menghadirkan lima merek
hotel baru sejak tahun 2009, memasuki pasar kelas menengah dengan kepiawaian
yang sama. Sejak tahun 2017, perusahaan Choo Chong Ngen telah menyeberang ke
berbagai negara seperti Australia, Jepang, Malaysia, Korea Selatan, dan
Thailand, mengelola sembilan hotel yang berlokasi strategis dan dikenal di
bawah naungan Travelodge dan Holiday Inn.
Puncak dari perjalanan bisnisnya
terjadi pada tahun 2018, ketika Choo Chong Ngen mengubah nama perusahaannya
menjadi Worldwide Hotels, mencerminkan visinya yang luas dan ambisinya untuk
mengukir jejak global dalam industri perhotelan. Dengan keberaniannya yang tak
tertandingi dan strategi yang inovatif, Choo Chong Ngen terus menjadi salah
satu tokoh penting dalam arena bisnis Singapura.
